page contents Pustaka Virtual: Sejarah Gunung Krakatau & Anak Krakatau

Sejarah Gunung Krakatau & Anak Krakatau

12:47 AM |


Sebagai salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia, Gunung Krakatau sangat terkenal dengan letusannya yang sangat luarbiasa dahsyat. Bahkan saking dahsyatnya, catatan sejarah tentang meletusnya Krakatau ini sempat diangkat ke layar kaca melalui film berjudul “Krakatao, The Last Days”. Dalam film tersebut, digambarkan secara jelas dahsyatnya letusan gunung Krakatau saat itu.


# Sejarah Krakatau Purba
Menurut para ahli, pada tahun 416 Masehi terdapat gunung berapi yang sangat besar yang di Selat Sunda. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitic, memiliki tinggi 2000 meter di atas permukaan laut dan orang jawa menyebutnya dengan gunung Batuwara atau dikenal sebagai Gunung Krakatau Purba. Catatan mengenai salah satu letusan dahsyat gunung Krakatau Purba ini dituangkan dalam kitab Pustaka Raja Purwa yang ditulis dalam huruf Jawa kuno :
“Ada suara guntur yang menggelegar dari gunung Batuwara. Ada goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Lalu datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan, dan badai yang menggelapkan dunia. Sebuah banjir besar datang dari gunung Batuwara dan mengalir ke timur menenggelamkan gunung Kamula. Pulau Jawa terpisah menjadi dua dan terciptalah Pulau Sumatra”.

Akibat ledakan hebat seperti yang tertera dalam kitab tersebut, tiga perempat tubuh Krakatau purba hancur dan menciptakan tiga kaldera pulau kecil yaitu pulau Rakata, pulau Panjang dan pulau Sertung. Ledakan gunung ini berlangsung selama sepuluh hari dengan perkiraan kecepatan muntahan lahar mencapai satu juta ton per detik. Letusan ini mengurangi jumlah penduduk di bumi secara signifikan, menciptakan abad kegelapan di muka bumi dan menurunkan suhu udara 5 – 10 derajat celcius selama 10 – 20 tahun.


gunung berapi, krakatau, anak krakatau, letusan krakatau, gunung meletus


# Gunung Krakatau dan Letusan Terdahsyat di Dunia 
Pada tahun 1880-an, salah satu pecahan gunung Krakatau Purba, pulau Rakata, tumbuh besar karena dorongan vulkanik dari dalam perut bumi dan kemudian disebut sebagai gunung Rakata. Kemunculan gunung Rakata memicu munculnya dua gunung lain dari kaldera kawah yang lain, yaitu gunung Danan dan gunung Perbuwatan. Beberapa tahun kemudian kedua gunung ini menyatu dengan gunung Rakata. Persatuan ketiga gunung inilah yang kemudian disebut dengan gunung Krakatau.

Gunung Krakatau tumbuh sebagai gunung berapi besar yang terus aktif. Tahun 20 Mei 1883, gunung ini mengeluarkan letusan- letusan kecil. Tepat pada 27 Agustus 1883 gunung Krakatau meletus dahsyat. Ledakan Krakatau merupakan ledakan paling besar dan bersuara paling keras dalam sejarah manusia modern dan setelah telegraf ditemukan. Suara letusannya bahkan terdengar oleh 1/8 penduduk bumi hingga radius 4600 km, termasuk penduduk di Alice Spring, Australia dan Pulau Rodriques, Afrika. Semburan debu vulkaniknya mencapai ketinggian 80 km dan berjatuhan hingga ke India, Australia dan Selandia Baru. Di Amerika Utara dan Eropa, cahaya matahari tampak berwarna biru dan bulan berwarna jingga. Secara global iklim juga mengalami perubahan akibat letusan ini. Seluruh dunia menjadi gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanik menutupi atmosfer bumi dan matahari menjadi redup selama satu tahun.

Daya ledak Krakatau yang diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom Hiroshima dan Nagasaki ini membuat Krakatau kehilangan setengah bagian tubuhnya dan membuat cekungan dengan lebar 7 km dan dalam 2250 m. Gelombang laut naik setinggi 40 m dan terjadi tsunami yang meluluhlantakkan desa- desa di pesisir pantai. Korban tewas tragedi Krakatau ini mencapai 36.417 jiwa yang berasal dari 295 desa dari pesisir pantai Merak ( Serang ), Cilamaya ( Karawang ), Banten, Ujung Kulon dan Lampung. Dalam waktu beberapa hari setelah letusan dahsyat itu, warga Jakarta dan pedalaman Lampung tidak lagi melihat matahari.

# Anak Gunung Krakatau, warisan Gunung Krakatau
Empat puluh tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau atau pada tahun 1927, muncul gunung berapi aktif dari kaldera yang sama dimana Krakatau meletus. Gunung ini diberi nama gunung Anak Krakatau. Tanda awal kemunculan gunung berapi ini adalah adanya kepulan asap di permukaan laut Selat Sunda. Seiring berjalannya waktu, Anak Krakatau semakin menjulang ke permukaan. Setiap tahun tingginya bertambah 4 cm. Beberapa ahli memprediksi bahwa kelak Anak Krakatau akan mewarisi ledakan dahsyat gunung Krakatau tahun 1883. Meskipun belum ada yang bisa memperkirakan kapan ledakan tersebut mungkin terjadi, namun beberapa spekulasi muncul. Beberapa ahli meramalkan ledakan Anak Krakatau akan terjadi sekitar tahun 2015 – 2083, dan ada juga yang menyebutkan ledakan mungkin terjadi minimal tiga abad lagi atau pada tahun 2325 dengan intensitas letusan dan jumlah korban yang lebih dahsyat lagi.



0 comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar atau bertanya seputar artikel...
Dilarang mencantumkan link hidup atau live link.
Terimakasih.